Hampir
semua orang di dunia ini nyaris tidak bisa membedakan antara Yudaisme dan
Zionisme. Semua kaum awam pasti sepakat bahwa Yudaisme dan Zionisme adalah
orang Yahudi atau Israel. Keduanya memang berakar dari Israel tetapi memiliki
pemahaman yang sangat berbeda.
Kita
mulai dari Yudaisme. Yudaisme adalah orang-orang Yahudi/Israel yang mendasarkan
keyakinan mereka murni kepada Taurat. Menurut Rabbi Aharon Cohen (Possted by
Hazig in al-Islam) pandangan Yudaisme didasarkan kepada aspek sejarah dan keyakinan
bahwa Tuhan berdaulat atas hidup mereka. Segala sesuatu yang mereka alami semua
berdasar takdir dari JHWH. Bagi mereka agama ini sepenuhnya merupakan jalan
hidup yang menunjukkan bagaimana hidup ini demi Tuhan. Agama itu mempengaruhi
setiap aspek kehidupan dari buaian sampai kematian. mereka diajar bahwa agama
itu sampai kepada generasi ke generasi melalui wahyu sebagaimana diterangkan
dalam Taurat lebih kurang tiga ribu lima ratus tahun yang lalu yakni saat-saat
orang Yahudi itu ada. Semua persyaratan keagamaan baik praktik maupun filosofis
ditetapkan dalam Torah dan hukum yang luas berupa Ajaran Lisan yang disampaikan
kepada mereka dari generasi ke generasi. Sebagaimana telah diutarakan, agama
mereka merupakan jalan total kehidupan yang mencakup setiap aspek kehidupan.
Satu ruang lingkup dari agama Yahudi ialah bahwa karena mudah terpengaruh oleh
kondisi-kondisi tertentu, Mereka dijanjikan sebidang tanah, Tanah Suci, yang
sekarang dikenal dengan Paleslina, tempat untuk mereka tinggal dan melaksanakan
berbagai kegiatan demi Tuhan.
Sebelum
saya masuk lebih jauh lagi, saya ingin mengutarakan sesuatu yang amat mendasar
untuk memahami perbedaan antara Judaisme dari Zionisme. Umumnya
bangsa-bangsa memahami bahwa suatu
bangsa sebagai orang-orang tertentu yang hidup di wilayah tertentu. Wilayah itu
penting bagi identitas bangsa tersebut. Mereka mungkin atau tidak mungkin
mempunyai agama, akan tetapi agama itu bersifat immaterial bagi identitas
bangsa itu. Konsep Yahudi ortodox tentang kebangsaan, bagaimanapun juga adalah
suatu bangsa tertentu dengan agama tertentu. Agamalah yang membentuk identitas
bangsa. Mereka mungkin memiliki tanah atau tidak; tanah itu bersifat immaterial
bagi identitas bangsa Yahudi itu. Jangan heran kalau di Iran saja kaum Ortodoks
tidak mau pindah ke Israel.
Saya sudah sebutkan
bahwa menurut Taurat, orang Yahudi diberi tanah dengan syarat-syarat tertentu.
Pada dasarnya syarat-syarat itu ialah bahwa mereka harus menjunjung tinggi
standar moral, etika, dan agama. Selama lebih kurang dua ribu tahunan orang
Yahudi berada di negara pengasingan diperintahkan oleh Yang Maha Kuasa, sebab
mereka tidak menjaga standar yang diharapkan dari mereka. Situasi pengasingan
itu adalah situasi yang ada hingga hari ini. Hal ini merupakan bagian mendasar
dari keyakinan untuk menerima dengan ikhlas ketentuan Yang Maha Kuasa dan bukan
untuk berusaha dan berperang melawannya atau mengakhirinya dengan tangan mereka
sendiri.
Sekarang kita lihat
Zionisme. Zionisme merupakan gerakan Yahudi Internasional. Istilah zionis
pertama kali dipakai oleh perintis kebudayaan Yahudi, Mathias Acher
(1864-1937), dan gerakan ini diorganisasi oleh beberapa tokoh Yahudi antara
lain Dr. Theodor Herzl dan Dr. Chaim Weizmann. Dr. Theodor Herzl menyusun
doktrin Zionisme sejak 1882 yang kemudian disistematisasikan dalam bukunya
"Der Judenstaat" (Negara Yahudi) (1896). Doktrin ini dikonkritkan
melalui Kongres Zionis Sedunia pertama di Basel, Swiss, tahun 1897 (Wilkipidea
bebas Bahasa Indonesia). Menurut Bambang Harimurti (Pemimpin redaksi Tempo),
orang Israel sangat trauma dengan genocide. Tentu kita masih ingat sejarah di
Mesir, zaman Ester, penjajahan Romawi (pembantaian anak-anak oleh Herodes pada
Kelahiran Yesus) sampai jaman Hitler. Kegerakan Zionisme awalnya ingin
mendirikan negara sebagai bentuk kedaulatan Israel di Afrika, lalu dipindahkan
ke Palestina setelah mendapat dukungan Inggris dan Perancis. Dan wilayah Israel
bertambah luas karena perang 6 hari tahun 1967. Perang ini sendiri terjadi
karena Mesir yang tidak puas dengan kekalahan peperangan tahun 1948 dan 1956
mengajak masyarakat Arab untuk memerangi Israel. Mendengar akan diserang,
Israel yang trauma dengan pemusnahan bangsa segera mengambil tindakan atas nama
menyelamatkan negara. Mesir, Yordania dan Suriah yang dibantu negara-negara
Arab tidak mampu mengatasi serangan Israel.
Keyakinan bahwa
Palestina merupakan tanah yang dijanjikan inilah yang diperjuangkan. Bagi kaum
Zionis, mereka memiliki hak dan itu harus diperjuangkan. Apalagi sekarang
muncul gerakan Zionis religius (contoh partai Likud). Bagi kaum tua, cita-cita
berdirinya Israel sudah selesai di tahu 1948. Bagi Zionis religius Israel belum
selesai sampai tanah terjanji dikuasai Israel. Tidak heran jika saat ini pembangunan
pemukiman di wilayah Palestina terus dilakukan.
Itulah sekilas gambaran
perbedaan Yudaisme dan Zionisme.
Yudaisme tidak peduli dengan
wilayah. Bagi mereka identitas ke-Yahudian adalah Taurat. Bagi Zionisme,
identitas adalah wilayah yang harus diperjuangkan.