Friday 4 January 2013

PSSI Terseret KPSI

Berita yang merilis bahwa BOPI mengeluarkan ijin terselenggaranya ISL menjadi hot topik beberapa hari belakangan. Memang akan sangat disayangkan jika sebuah pesta rakyat dengan segala kelebihan dan kekurangannya kalau sampai tidak jadi digulirkan. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, sepakbola mampu menyihir mereka sehingga dapat melupakan sejenak masalah-masalah yang mereka hadapi. Para lansia-pun tertolong daya ingatnya karena asyik menikmati tontonan dan membuat motoriknya digerakkan oleh nostalgia dan prediksi.
Namun berita baik bagi masyarakat agaknya belum juga mempengaruhi PSSI yang terlalu asyik berkompetisi dengan KPSI. PSSI agaknya lupa dengan salah satu tujuan utama oraganisasi sebagai Pembina sepakbola di Indonesia. Karena ketakutan citranya semakin tercoreng, maka PSSI justru focus kepada klub-klub ISL. Beberapa hari belakangan ini PSSI mencoba merayu klub-klub ISL agar mau kembali ke yuridiksi PSSI, mau melepaskan pemainnya untuk PPA dan ironis justru berkutat dengan Persib Bandung yang justru di dalamnya sendiri belum ada kata sepakat – Farhan dan Umuh berbeda pendapat -.
Keteledoran PSSI tentang kompetisi agaknya akan mengulang musim lalu. Musim lalu mereka dipusingkan dengan tuntutan mantan IPL untuk bisa bergabung dengan kasta tertinggi sepakbola mengingat mereka pion runtuhnya rezim NH yang akhirnya menghasilkan keputusan 24 klub. Sayangnya keputusan ini tidak disetujui klub ISL yang mengakibatkan klub dibawah PSSI mengalami kekurangan persiapan akibat keputusan PSSI yang berubah-ubah. Kini permasalahan berbeda dengan focus yang sama kembali mendera PSSI yakni menghadapi klub-klub ISL.
Akibat focus yang salah ini, PT LPIS dan PSSI lupa bahwa klub-klub LPI membutuhkan kepastian. Musim kompetisi tinggal sebulan lagi, namun hanya klub-klub mapan semisal SPFC dan Arema IPL yang sudah memiliki persiapan sementara klub seperti Persiba Bantul bahkan harus memulangkan pemain yang juga belum pasti nasibnya apakah dikontrak atau tidak sampai batas waktu yang belum ditentukan. Seharusnya PSSI sudah harus focus bahkan sudah memiliki draft serta jadwal kompetisi mengingat waktu yang tinggal hitungan hari. Kalau memakai alasan karena pengelola LPIS masih baru rasanya kurang tepat, mengingat mereka sudah dua kali menggulirkan kompetisi saat masih illegal dan tahun kemarin yang sudah legal.  Apalagi kabarnya News Corp siap menjadi sponsor.
Kesalahan PSSI saat ini saya pikir karena mereka justru terseret alur permainan yang diciptakan oleh KPSI. Kalau PSSI mau konsisten, seharusnya tidak usah memusingkan ISL, jalankan saja program terutama kompetisi dengan baik mengingat kompetisi adalah corong utama federasi. Program baik atau tidaknya dinilai dari kompetisi. Dari kompetisi inilah nanti akan terasah talenta-talenta yang bias dipergunakan untuk Timnas. Jika PSSI tidak bias focus di kompetisi dan masih ikut alur permainan KPSI, mungkinkah Terbentuk Timnas yang tangguh sebagai muara semua program PSSI?

No comments:

Post a Comment