"Insyaallah tahun 2024 akan ada lagi kepala daerah
perempuan, menteri perempuan, presiden perempuan juga akan ada lagi
Insyaallah," sebuah kalimat yang meluncur dari mulut Puan Maharani di
hadapan kader perempuan PDI Perjuangan di GOR Way Handak, Lampung Selatan,
Kamis (25/8). Pernyataan ini sontak mendapat tanggapan beragam dari Yang Mulia
para Netizen dan tokoh-tokoh nasional. Serangan tentu lebih banyak dibanding
dengan dukungan.
Sebagaian besar mempertanyakan kapasitas mbak Puan yang kurang
terlihat cemerlang. Sebagaian meragukan keterpilihannya mengingat ibu Mega saja
yang saat itu dalam puncak keharumannya tidak mampu terpilih. Sementara
kalangan internal PDIP mempercayai kemampuan mbak Puan karena mereka yang
langsung merasakan.
Apapun perdebatan yang sedang terjadi, bagi saya statement Puan
Maharani sangat bisa dipertanggungjawabkan. Saat ini tiga nama yang
digadang-gadang menjadi suksesor Jokowi adalah Prabowo, Ganjar, dan Anies.
Urutan ini bertahan sekian lama, namun akhir-akhir ini nama Ganjar mulai
merebut posisi pertama di berbagai lembaga survey. Tidak heran jika pendukung
Ganjar sangat berharap beliau diusung PDIP. Secara pribadi saya melihat medsos
sesungguhnya lebih banyak diwarnai perdebatan bahkan menjurus makian pada dua
kandidat: Ganjar vs Anies. Perhitungan saya nama Prabowo sudah mulai dilupakan
meski memiliki peran signifikan di Kabinet saat ini. Jadi lawan terberat PDIP
sesungguhnya Anies yang didukung pemilih yang kecewa dengan bergabungnya
Prabowo ke pemerintahan Jokowi.
Prabowo hampir pasti kehilangan taji karena praktis kader
Gerindra dan sebagian kaum Nahdliyin kalau jadi koalisi dengan PKB. Suara
mayoritas Nahdliyin juga masih menunggu arahan para Kyai dan keluarga Gus Dur.
Sampai dengan saat ini, Anies masih tidak jelas nasibnya, karena
kemungkinan yang paling kuat, pencalonannya hanya ditentukan poros
Nasdem-PD-PKS. Sedangkan partai lain hanya menjadikannya sebagai pemanis saja.
Poros KIB, Gerindra-PKB, dan PDIP jelas tidak akan mencalonkan. Hal ini
diperparah yang solid kemungkinan hanya PD-PKS yang mengincar posisi cawapres.
Nasdem adalah partai yang pragmatis. Setelah SP bertemu AHY banyak pihak yang
berspekulasi bahwa Nasdem akan mendukung Anies-AHY. Dengan 3 partai maka
Anies-AHY akan melenggang mulus. Namun saat itu SP menegaskan akan berhitung
kembali, sebab Nasdem mengincar kemenangan bukan kekalahan. Dari pernyataan SP
ini seharusnya dibaca keraguan SP akan kemungkinan pasangan Anies-AHY bisa
memenangkan kompetisi mengingat Anies tidak pernah beranjak dari urutan 3,
sementara electoral AHY juga stuck. Sementara perwakilan PKS bahkan tidak ada
yang masuk nominasi electoral. Jika PKS dan Demokrat keukeuh dengan
kepentingannya, koalisi perubahan tinggal wacana tanpa pernah ada realisasinya.
Jika ini terjadi maka Anies tidak akan
pernah menjadi capres.
Di atas sudah saya sampaikan bahwa lawan terberat PDIP adalah
Anies. Jika Anies tidak mendapat tiket, maka lawan PDIP lebih mudah dikalahkan.
Disinilah Puan bisa maju karena Anies tidak turut kompetisi. Ganjar Pranowo
adalah loyalis PDIP. Beliau akan siap meski tidak rela jika harus mendukung
Puan. Para Ganjarist dan kelompok Jokowi akan diinstrusikan mendukung Puan.
Meski tidak mungkin ditaati semua relawan, namun sangat besar kemungkinan
mereka menjadi pendukung Puan. Memang ada kemungkinan Airlangga Hartarto maju,
namun kemungkinan sulit untuk mengalahkan Puan. PKS-PD agak sulit mendukung
Parabowo mengingat hari-hari ini mereka memaki-maki Prabowo. Stigma pengkhianat
sulit untuk dilepaskan dari kepala pengasong khilafah.
Skenario PDIP akan berubah jika Anies mendapat tiket
pencapresan. Puan akan menghadapi lawan berat, maka sangat mungkin Ganjar yang
akan mendapat tiket dari PDIP.
Tidak heran jika Andi Arief berharap penjegalan Anies jadi issue
nasional, selain kepentingan Anies yang cukup punya kans menang, juga
kepentingan AHY yang coba didongkrak. PDIP tentu berusaha keras agar Anies
gagal mendapat tiket agar Puan melenggang mulus.
Kita akan melihat episode lanjutannya. Siapapun capresnya, pasti
memiliki nilai lebih. Yang penting kita harus mempergunakan hak pilih kita,
agar mereka yang tidak cinta NKRI tidak mendapat tempat untuk berkuasa. Semoga.
No comments:
Post a Comment