Wednesday 8 November 2023

ISMAEL DIUSIR 2

Kejadian 21:8-13


Dalam tulisan terdahulu saya berharap Anda bisa memahami mengapa Ismael diusir oleh Abraham, sehingga tidak memiliki pikiran yang keliru terhadap tindakan Abraham. Selanjutnya saya tertarik melihat dari sisi Ismael, seorang pemuda gagah yang harus mengalami tragedi pengusiran justru oleh ayah kandungnya. 

Siapapun dan dengan latar belakang apapun, mengalami pengusiran oleh ayah kandung pasti menimbulkan kepahitan. Tidak mudah menerima perlakuan yang sadis seperti ini, meski yang bersangkutan melakukan kesalahan. Kepahitan akan menimbulkan dendam yang bisa sangat merusak, baik atas hidup orang yang mengalami kepahitan atau yang dianggap menjadi biang masalah. Tidak berhenti sampai di situ, orang yang mengalami kepahitan memiliki kecendurungan menyakiti juga lingkungannya. 

Ini juga bisa menjadi alasan bagi Ismael untuk membenci Ayahnya, ibu tirinya, dan Ishak adiknya. Kebencian bisa sangat merusak sehingga mengalami kehidupan yang tidak normal, pengambilan keputusan yang tidak normal yang akan semakin menjerumuskan seseorang. 

Namun demikian, Ismael adalah anak seorang yang benar. Ismael tahu betul bagaimana berdukanya Abraham ketika harus mengusir dia dan ibunya. Ismael sangat paham bahwa ayahnya sangat mengasihinya dan mungkin juga menyadari posisinya yang hanya anak seorang budak. Selama 17 tahun Ismael dididik dan dibimbing Abraham (perhitungannya: Beda Ishak dan Ismael adalah 14 tahun. Tradisi Israel seorang anak disapih pada usia 2-3 tahun. Jadi kita ambil maksimal saja, Ishak disapih pada usia 3 tahun), bukan saja dicukupi secara jasmani, namun saya percaya Abraham juga mendidik anaknya akan Allah yang benar dan hukum-hukum-NYA. Dengan demikian, dari kecil Ismael sudah belajar Firman dan bagaimana menjadi pelaku Firman. Maka sebelum Ismael dipersilahkan keluar dari keluarganya, Abraham memanggil Ismael dan Hagar. Abraham berbicara dari hati ke hati, termasuk berbicara bahwa ini adalah ketetapan Tuhan (Ayat 12-13) agar Ismael menjadi bangsa yang besar dan tidak dibawah bayang-bayang Ishak adiknya. 

Pemahaman ini yang membuat Ismael bisa memaafkan tindakan ayahnya. Ini dibuktikan ketika ayahnya meninggal, maka Ismael hadir dan bersama dengan Ishak adiknya, mereka memakamkan ayahnya (Kejadian 25:9) tanpa ada insiden. Tindakan yang benar dari Ismael saya percaya sebagai buah didikan orang tua yang takut Tuhan. Hati yang bisa menghargai dan menghormati orang tua menjadi kunci Ismael diberkati dan memiliki umur panjang yakni 137 tahun (Kej 25:17).

Menghormati orang tua adalah perintah dari Tuhan (Kel. 20:12; Mat. 19:19). Setiap perintah Tuhan selalu memiliki berkat. Tuhan berjanji ketika kita bisa menghormati ayah dan ibu dengan baik, maka ada berkat yang menyertai, yakni umur panjang dan diberkati. 

Sebagai catatan, Alkitab hanya memberi perintah untuk menghormati orang tua tanpa memberikan syarat orang tua seperti apa. Apakah yang hidupnya saleh atau tidak. Pada intinya, mengormati orang tua tanpa syarat. Kita tidak pernah bisa memilih lahir dari keluarga seperti apa. Kalau diijinkan memilih, Anda pasti menginginkan lahir dari keluarga yang harmonis, berkecukupan dan takut Tuhan. Pada kenyataannya, kita lahir dari berbagai latar yang berbeda. Firman Tuhan tetap mengharuskan Anda menghormati orang tua, karena di sana kunci Anda mendapatkan berkat dan umur panjang. Kalau boleh, Ismael memilih lahir dari rahim Sara sehingga medapat perlakuan seorang pangeran. Padakenyataannya dia lahir dari rahim budak yang menjadikannya tetap anak budak yang menerima perlakuan kurang sesuai meski tidak lepas dari kesalahan Hagar. Namun karena sikap hatinya yang benar, Ismael bukan saja diberkati hidupnya dan memiliki umur panjang, juga menjadi bapa sebuah bangsa besar bahkan dihormati banyak bangsa terutama dalam dunia Islam. 

Menaruh hormat kepada orang tua akan membuka kunci berkat dari sorga dalam umur yang panjang.

No comments:

Post a Comment