Thursday 2 November 2023

ISMAEL DIUSIR

 Teks: Kejadian 21:8-13


Peristiwa pengusiran Hagar dan Ismael menjadi sebuah catatan penting dalam Alkitab. Bisa saja kita menilai bahwa apa yang dilakukan Sara dan Abraham adalah sesuatu yang jahat. Bagaimana mungkin seorang ayah tega mengusir anaknya hanya gara-gara pengaruh ibu tirinya. Apakah Abraham Jahat? Kita akan melihat dua hal yang harusnya bisa kita pahami.


Pertama: pengusiran Ismael di awali dalam ayat 8 dan 9. Kata “bermain” dalam bahasa aslinya yang diterjemahkan oleh KJV dengan MOCKING artinya “mengejek, mencemooh, membully”. Jadi, Sara marah, karena dalam pandangannya, saat pesta besar Ishak di ejek, dicemooh atau dibully oleh Ismael. Sara merasa dipermalukan sehingga marah dan memprovokasi Abraham, apalagi Ismael hanyalah anak seorang budak. Mungkin saja memory Sara kembali saat Hagar melakukan hal yang sama ketika tahu bahwa ia hamil sementara Sara dianggap mandul (Kej 16:4). Ejekan, cemoohan, bullyan kembali menggores hati Sara dan naluri seorang ibu segera melindungi anak dari kemungkinan yang lebih fatal. Tidak mudah melupakan kepahitan di masa lalu. 

Kegetiran hidup kadang begitu membekas, sehingga sebisa mungkin melindungi diri dan keturunan untuk tidak mengalami hal yang sama. Sering kita mendengar, atau bahkan kita sendiri yang pernah mengatakan: “Aku harus bekerja keras agar anak-anakku tidak mengalami apa yang aku alami!” Secara tidak sadar, ini adalah perkataan dendam dengan kehidupan yang justru membebani setiap orang tua. Bekerja keras adalah hal yang wajar dan harus kita lakukan, karena kita ini gambar Allah yang juga terus bekerja sampai saat ini. Namun kehidupan anak-anak sesungguhnya bukan tanggangjawab kita semata, karena Allah sudah menyiapkan masa depan bagi mereka.

Kedua: agak sulit membayangkan setting jaman itu jika kita berdasarkan kekinian. Pada jaman itu, anak seorang budak, meski hasil hubungan dengan tuannya, bisa diangkat anak secara resmi atau tetap menjadi budak dalam keluarga itu. Saat itu tidak kenal HAM seperti saat ini. Ismael adalah anak Hagar, yakni budak Sara. Maka tidak mengherankan jika Sara tetap menganggap Ismael sebagai budak (ayt. 10). Meski hati Abraham tidak senang dengan keputusan Sara, namun Abraham tidak bisa menolak apalagi setelah Tuhan memberi peneguhan. Apa yang dirasakan Abraham tentu kita semua bisa merasakan. Bagaimana tidak, Ismael adalah anak kandungnya yang sempat dipikir menjadi ahli waris seluruh miliknya termasuk meneruskan kebesaran nama Abraham. 17 tahun dididik dengan penuh kasih sayang, harus berakhir dengan pengusiran. Binatang yang kita pelihara apalagi sudah bertahun-tahun apabila mati kita akan sangat kehilangan. Anda yang memiliki peliharaan seperti Anjing atau kucing pasti memahami perasaan ditinggal, apalagi Ismael adalah anak kandung Abraham. Namun, meski Ismael adalah anak budak, Ismael juga anak kandung Abraham. Sebagai seorang budak, apalagi baik Hagar maupun Ismael melukai perasaan Sara, maka wajar jika Ismael diusir. Bagi saya itu lebih baik, karena mereka menjadi warga merdeka. Jika Sara lebih kejam, mungkin Hagar dan Ismael akan ditindas sebagaimana Hagar pernah merasakan (Kej. 16:6). 

Terkadang Tuhan harus intervensi dengan keinginan Anda dan itu lewat orang paling dekat. Ketika keinginan Anda ditentang, itu sangat menyebalkan. Namun ketika Anda mampu berkomunikasi dengan Tuhan, maka hal baik pasti Tuhan sediakan, bukan saja untuk Anda, tapi juga untuk orang disekeliling Anda. Seandanya Abraham tidak mendengar suara Tuhan lewat Sara, maka selamanya Ismael hanya budak di bawah Ishak. Karena Ismael dan Hagar pergi sebagai orang merdeka, maka Ismael akhirnya diberkati menjadi bapa bagi banyak bangsa bahkan sampai saat ini, Ismael dianggap sebagai leluhur nabi bangsa Arab yang juga nabi dunia Islam. 

Bagi Abraham sendiri, kepergian Ismael tentu lebih mempermudah dalam mendidik dan membimbing Ishak tanpa harus terbeban dengan keberadaan Ismael yang bisa saja semakin cemburu jika Ishak lebih diistimewakan. Percayalah akan keputusan-keputusan sorga, itu akan baik bagi Anda dan orang-orang sekeliling Anda. 

Saya tidak tahu, apakah perlakuan Ismael terhadap adiknya hanya sekedar candaan anak-anak sebagai bentuk keakraban abang terhadap adiknya. Namun dalam pandangan Sara itu berbeda. Ini bisa saja subyektif karena trauma Sara atas kejadian masa lalu. Atau mungkin saja memang perlakuan Ismael benar seperti itu mengingat perilaku Ismael yang seperti “keledai liar” (Kej 16:17). Ayat ini menjelaskan bagaimana perilaku Ismael yang akan menentang semua orang, termasuk saudaranya. 


Bagian pertama tulisan saya sudah selesai. Semoga bagian ke dua besok bisa saya rampungkan, yakni bagaimana sikap Ismael menerima pengusiran itu? Dendamkah? Atau mau mengampuni? Kiranya apa yang saya tulis bisa memberkati Anda. TYM

No comments:

Post a Comment