Friday 10 March 2023

SEIMBANG

 SEIMBANG

 

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.

Filipi 1:21-22

 

            Paulus adalah contoh penganut kekristenan yang seimbang. Paulus paham betul bahwa tujuan hidup adalah Kristus. Tindakan, bicara, rancangan, pikiran semua tertuju kepada Kristus yang menjadi juruselamat. Menyadari betul bahwa dunia ini dan segala isinya hanyalah sementara (II Kor 4:16-18), sehingga pandangannya tidak ditujukan untuk dunia.

            Namun disisi lain sadar bahwa ia masih ada di dunia, menginjak bumi,  yang mengharuskannya melakukan karya di bumi ini. Ini membuatnya tidak hanya berfokus kepada keselamatannya, melainkan juga mengerjakan keselamatan yang diterimanya. Maka jangan heran di tengah misi penginjilan, Paulus tetap menjalankan usahanya membuat tenda. Jangan lupa, saat itu Paulus juga seorang pengusaha Tenda yang sangat dibutuhkan masyarakat terutama para gembala. Sehingga lewat usahanya ini, Paulus tidak saja menghidupi dirinya sendiri, namun juga menghasilkan dana cukup untuk membiayai perjalanan misinya.

            Hari ini banyak bermunculan pengajaran yang terlalu menekankan pada kehidupan surga, sampai lupa bahwa mereka masih menginjak bumi. Segala sesuatu yang berurusan dengan bumi dianggap menjijikka, berdosa  dan harus dihindari. Pengajaran Firman tentang berkat harus diaplikasikan sebagai berkat rohani dengan menentang diberkati di bumi. Para penganut ajaran ini menjadi eksklusive, sulit bergaul dengan dunia yang memang sudah jatuh dalam dosa. Secara tidak sadar mereka sedang mendiskreditkan manusia lain kelak sebagai penghuni neraka. Padahal, kita justru di utus seperti domba di tengah-tengah srigala untuk memberitakan kabar baik.

Ajaran seperti ini kebanyakan menjadi antitesa dari pengajaran banyak gereja yang menekankan di bumi harus diberkati. Kalau tidak diberkati maka ada dosa atau kutuk. Sehingga jemaat diajar untuk menikmati dunia ini dan sedikit menyinggung tentang kekekalan. Kalau ada yang miskin berarti ada masalah yang harus dibereskan, karena ada ikatan. Bahkan mereka menganggap bahwa setiap orang yang sakit karena berbuat dosa. Dalam nalar theologia kita, ajaran ini sebenarnya benar, karena penyakit ada di dunia ini setelah manusia jatuh dalam dosa. Tapi jika setiap orang yang sakit pasti akibat dosa, itu tentu tidak bisa diterima.

Saya berharap kita tidak seperti dua ajaran yang tidak seimbang tersebut. Seperti Paulus, fokus kita adalah kekekalan, Langit Baru dan Bumi Baru! Namun jangan lupa bahwa kita hidup di dunia yang harus kita layani. Kita tidak boleh serupa dengan dunia (Roma 12:2), namun harus menggunakan apa yang ada di dunia ini untuk tujuan penginjilan. Kiranya Hidup Anda tetap seimbang di hadirat-Nya. Tuhan memberkati


           

No comments:

Post a Comment