Saturday 11 February 2023

DIA BUKA JALAN SAAT TIADA JALAN

Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.

Yesaya 43:19

 

            Salah satu lagu yang memberkati orang percaya adalah lagu ciptaan Don Moen: GOD WILL MAKE  A WAY (DIA BUKA JALAN). Don Moen menulis lagu ini ketika menunggu pesawat yang hendak membawanya menghadiri pemakaman keponakannya, Jeremy. Keponakannya itu meninggal ketika bersama dengan keluarga dalam perjalanan Texas ke Colorado. Craigh dan Susan, saudara ipar Don Moen,  bersama keempat putranya sedang berada di dalam mobil mereka ketika sebuah truk beroda delapan belas tiba-tiba menghantam mobil yang mereka kendarai. Keempat anak itu terlempar dari van. Tiga orang mengalami luka berat dan Jeremy, putra sulung mereka mengalami patah leher yang mengekibatkan kematiannya.

            Dalam kepedihan mendalam, Don Moen menciptakan lagu ini yang terinspirasi dari Yesaya 43:19. Lagu ini sangat memberkati suami-istri yang kehilangan anknya tersebut.

            Beberapa bulan kemudian, Don Moen mendapat surat dari iparnya yang mengutip Yesaya 43:4: Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. Mereka bercerita, setelah pemakaman Jeremy, teman-teman Jeremy mengetahui bahwa Jeremy sudah menerima Kristus sebagai Juruselamatnya. Mereka bertanya kepada orang tua masing-masing, bagaimana mereka bisa yakin bahwa mereka diselamatkan jika meninggal nanti. Kematian Jeremy membangkitkan kesadaran sahabat-sahabatnya yang masih remaja bahwa mereka membutuhkan juruselamat.

            Kematian Jeremy juga membuat Craigh dan Susan semakin dalam melibatkan diri mereka dalam pelayanan gerejani. Susan berkata: “bahwa pada hari kecelakaan itu, bahkan sebelum saya tahu bahwa anak kami meninggal, saya tahu, saya punya dua pilihan. Marah kepada Tuhan dan menjadi pahit, atau aku bisa menerima apapun yang terjadi.” Craigh dan Susan mengambil keputusan kedua, menerima apapun rancangan Allah.

            Selalu ada dua respon atas setiap masalah yang terjadi atas hidup Anda. Marah kepada Tuhan dan hati menjadi pahit, atau menerima apa yang sudah terjadi sebagai bentuk pengakuan Anda atas kedaulatan Allah. Sangat bijak kalau kita menerima semua itu sebagai kedaulatan Allah yang memang tidak selalu sesuai keinginan Anda. Apakah itu sulit bagi Anda? Tentu ini bukan perkara mudah! Namun dalam kedaulatan-Nya, Allah juga memberi kekuatan agar Anda bisa memahami dan menanggungnya.

            Apapun yang terjadi dengan hidup Anda, percayalah, Allah tidak pernah membiarkan Anda sendirian. Di tengah masalah yang terjadi, percayalah, Badai pasti berlalu, Mujizat masih ada. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

 


No comments:

Post a Comment