“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!”
Mazmur 128:1
Ketika manusia diberikan kehendak bebas, maka manusia
memiliki pilihan sesuai selera dan pemahamannya. Ini anugerah unik yang
diberikan kepada manusia, sehingga manusia bisa bebas melakukan sesuai
kehendaknya, bukan seperti robot yang perlu remot untuk melakukan sesuatu atau
mahluk hidup lain yang menjalani hidup sekedar siklus lahir – besar – mendapat
keturunan – mati. Sebagai sebuah prinsip dasar, takut akan Tuhan akhirnya
menjadi pilihan, bukan sebuah keharusan (Amsal 1:29). Pilihannya mau hidup
bersama Tuhan atau bersama dengan dunia (Yak. 4:4; I Yoh 2:15-17).
Dalam kehendak bebasnya, manusia memiliki motivasi ketika
mengambil keputusan takut akan Tuhan. Ada orang-orang yang memahami bahwa Tuhan
begitu mengasihi manusia, sehingga takut akan Tuhan dimaknai sebagai bentuk
kepasrahan hidup, mengasihi Tuhan, kekaguman akan Tuhan dengan karya-karya-Nya.
Sebuah sikap yang benar karena melihat Allah sebagai sumber kasih, melakukan
hukum-hukum Tuhan karena melihat hukum atau Firman sebagai bentuk perlindungan
dan anugerah Tuhan.
Tidak sedikit orang Kristen yang takut Tuhan, melakukan
hukum atau Firman karena takut nantinya tidak memiliki kehidupan kekal atau
karena Tuhan murka karena manusia mengabaikan hukum atau Firman-Nya. Sehingga
terkadang orang ingin masuk surga dipersulit dengan aturan-aturan dan bukan
karena mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh. Apakah ini salah? Tentu tidak
sepenuhnya, mengingat hukum diperlukan untuk mengendalikan sikap liar manusia.
Namun yang pasti, takut Tuhan sesungguhnya adalah prinsip
dasar hidup seseorang untuk memperoleh kehidupan yang maksimal di dunia yang terlihat
dan dunia yang akan datang. Berkat-berkat takut akan Tuhan sangat besar (Maz
34:8-11; Maz 25:12-13; Ams. 14:26-27; Maz 112:1-10; Maz 91; Maz 128; Yer. 5:24
dst).
Pilihan ada di tangan Anda sesuai anugerah kehendak
bebas. Jadi tentukan hari ini, apakah Anda memilih takut akan Tuhan atau
menjadi sahabat dunia yang sedang menuju kepada kebinasaan (I Yoh 2:17).
Kiranya hikmat Allah menuntun Anda dan keluarga menikmati hidup maksimal
bersama dengan Tuhan, bukan saja di dunia yang terlihat, melainkan sampai
kekekalan nanti. Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment