Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Amsal 18:21
Tidak ada
satu orangpun menikah tanpa membuat sebuah rancang bangun. Pernikahan dua orang
pasti diawali oleh mimpi-mimpi indah tentang sebuah pernikahan. Setiap pasangan
berusaha agar mimpi-mimpi indah tersebut terealisasi dalam pernikahan mereka.
Salah satu
sessi konseling pranikah yang saya bina dengan tema Visi pernikahan. Saya akan
meminta pasangan untuk bercerita seperti apa bayangan mereka dalam waktu 5, 10
dan 15 tahun setelah mereka menikah kelak. Ada banyak mimpi dari anak-anak muda
dihadapan saya, meski ada juga yang kesulitan bercerita. Mereka akan bercerita
berapa anak yang akan hadir dalam pernikahan, kemana akan disekolahkan,
bagaimana membiayai sekolah mereka. Atau bercerita bagaimana posisi mereka
diperusahaan atau usaha yang akan mereka kerjakan. Tentu mimpi ini sangat
penting, karena tanpa mimpi atau visi, keluarga akan kehilangan gairah.
Salah satu
kunci untuk mencapai kehidupan berbahagia dalam pernikahan tentu adalah lidah.
Kalau kita mempersempit frame ayat di atas, dengan membatasi dengan frame
pernikahan, maka baik atau tidak pernikahan, utuh atau hancurnya pernikahan
salah satunya ditentukan oleh lidah. Kata-kata seperti apa yang sering keluar
dari mulut sangat mempengaruhi psikologi pernikahan. Lewat penulis Amsal Tuhan
memberikan pengertian, kehidupan nikah seperti apa yang kita inginkan,
sesungguhnya tergantung dari lidah kita.
Jika Anda
menginginkan buah yang masin dalam pernikahan, jaga lisan Anda terhadap
pasangan. Sebaliknya, jika Anda ingin mencicipi buah pahit, silahkan bicara
sebebas-bebasnya. Hari ini, buah pahit
atau manis ada dalam keputusan Anda.
Sesungguhnya
Kata yang lepas dari
lisanmu bukan lagi milikmu tapi milik yang mendengarkannya. Pasangan seperti
apa yang Anda inginkan? Pernikahan seperti apa yang ada dalam pikiran Anda?
Keluarga yang seperti apa yang Anda harapkan? Salah satunya ada di lidah Anda.
Selamat
mengendalikan lidah untuk memberkati pernikahan Anda. Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment