Friday 20 January 2023

MEMPERCAYAI JANJI TUHAN

 

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

Kejadian 12:1-3

 

Setelah kematian Terah ayahnya, Abram harus kembali melanjutkan perjalanan menuju tanah yang terjanji. Usia Abram tidak muda lagi, sudah berusia 75 tahun. Sara berusia 65 tahun. Namun mereka tidak pernah meragukan janji Tuhan, bahwa keturunan mereka kelak yang akan mewarisi tanah perjanjian itu.

Dimana letak tanah yang dijanjikan Tuhan? Ketika menerima janji itu, Abram tidak pernah bertanya seperti kita yang mengandalkan google maps saat mencari alamat. Ketika membuka aplikasi itu, kita diarahkan dengan jelas belok kanan atau kiri, masuk ke jalan apa dan berapa jauh serta estimasi waktu. Abram tidak memiliki aplikasi ini. Ia hanya mengandalkan iman bahwa janji Tuhan tidak pernah meleset.

Penting untuk mengetahui bahwa Allah menuntun kita menggenapi setiap rancangan dan rencana-Nya atas hidup kita. Dalam Roma 8:28, Paulus memberi pemahaman bahwa Allah turut bekerja dalam segala perkara. Ini berarti setiap kisah atau kejadian yang sekecil apapun dalam hidup orang percaya, Allah tetap turut bekerja. Ini yang dialami oleh Abram. Banyak orang yang mengatakan bahwa mengajak dan mengistimewakan Lot adalah sebuah kesalahan, karena Abraham meragukan janji tentang keturunannya. Proposal keturunan yang akan mewarisi tanah terjanji bukan saja tentang Lot yang adalah keponakannya. Setelah terpisah dengan Lot, Abraham berpikir Eliezer (pelayan utamanya) yang akan menjadi ahli warisnya (Kej 15:3), atau Ismael yang anak budak (Kej. 16:3). Namun justru ketika Abram terpisah dari Lot, dia menyadari bahwa tanah yang diinjaknya adalah tanah yang dijanjikan Tuhan (Kej. 13:14-18).

Anda mungkin pernah menerima janji Allah atau nubuatan seorang hamba Tuhan bertahun-tahun yang lalu. Namun sampai saat ini Anda tidak menemukan apapun yang dijanjikan Allah itu. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah: Anda harus mempercayai setiap janji Tuhan, meski kelihatannya mustahil. Bahkan mungkin Anda sudah melupakan janji Tuhan itu, tetapi Allah tetap membimbing kita dalam segala perkara. Allah tidak pernah melupakan janjinya, dan janji Allah tidak memiliki waktu kadaluwarsa.

Ambil sebuah keputusan iman, yakini bahwa Allah sedang membawa Anda menggenapi setiap janji-janji-Nya. Sebab jalan Tuhan dan cara-cara-Nya sulit untuk kita pahami. Selamat menikmati janji-janji Tuhan dalam anugerah-Nya.

No comments:

Post a Comment